√ Trailer Dan Poster Film IBU "Maafkan Aku" The Heroes On Life

Me And Poster Film IBU Maafkan Aku
Foto : Bima Widjanata

Siapa yang tidak suka menonton film? Ada? Siapa? Pastinya ada lah, karena setiap orang memiliki hobi yang berbeda-beda. Namun tahukan kalian semua kalau Indonesia sudah mengalami perkembangan dalam dunia film. Nah, coba lihat bagaimana film buatan tahun 2000 dengan sampai 2016 ini, pasti banyak mengalami perubahan yang signifikan. Bukan masalah teknologi yang saya bahas, namun genre dan isi film yang saya maksudkan. Kalau teknologi pastinya semakin tahun akan selalu mengalami peningkatan. Namun genre film di Indonesia memang mengalami perubahan, karena dulu film tanah air kebanyakan di garis horor saja, itu juga memiliki hal isi yang kadang kurang baik untuk ditonton untuk usia tertentu. Namun sekarang itu sangatlah berbeda, karena isi dari film tanah air semakin terarah.

Ada yang punya pahlawan dalam hidup? Ada yang tahu siapa pahlawan yang sangat berjasa dalam hidup? Pasti semua akan mengetahui bila benar-benar menghayati dan menjalani hidup. Ada yang tahu pekerjaan yang paling lama di dunia, namun tidak dibayar sepeser pun? Apakah ada yang tahu pertanyaan-pertanyaan itu semua? ”IBU” adalah jawaban dari semua pertanyaan itu semua. Beliau terus berjaga selama 24 jam nonstop dan itu dilakukan setiap hari untuk menjaga si buah hati. Beliau akan menjadi dokter ketika sang buah hati sedang sakit. Beliau juga akan menjadi seorang koki terbaik untuk membuatkan makanan yang lezat dan pastinya bergizi untuk sang buah hati. Beliau juga akan menjadi seorang guru bila sang buah hati tidak mengetahui sesuatu dan akan mengajarkannya. Dan masih banyak lagi yang akan dilakukan oleh seorang ibu untuk si buah hatinya. Maka dengan begitu beliau disebut pahlawan yang paling-paling berjasa dalam kehidupan.

Poster Film IBU Maafkan Aku
Foto : Bima Widjanata

Pada tanggal 25 Oktober 2016 bertempat di Djakarta Theater XXI launching poster film baru yang berjudul IBU “Maafkan Aku”. Film yang digarap oleh OMI Picture (Onasis Media Intertainmen) ini memiliki genre drama. Mungkin telah banyak film yang memiliki genre drama, namun yang kali ini OMI menyajikan film yang sederhana. Produser dari film ini adalah H. Imam Suharyadi dan disutradarai oleh Amin Ishaq. Dalam trailer film, terlihat jelas suasana pedesaan yang sangat kental karena memang pengambilan film dilakukan di sebuah desa yang terletak di daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Film IBU “Maafkan Aku” ini menceritakan tentang kisah sebuah keluarga kecil, seorang ibu dan ketiga anaknya namun sudah ditinggal oleh sang kepala keluarga yaitu ayah.

Sebuah Adegan Dalam Film
Foto : Bima Widjanata

Dalam sebuah adegan, seorang Banyu (anak pertama) adalah seorang anak yang berprestasi di sekolah. Bahkan dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, namun Banyu meninggalkan beasiswa tersebut hanya untuk membantu sang ibu. Sang ibu hanyalah seorang pemecah batu, yang setiap harinya berada di sungai untuk mengambil batu untuk dipecahkan. Kemudian sang adik perempuan, yang merupakan anak kedua tengah menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria yang memang satu kelas. Namun apakah yang terjadi, menurut sang kakak (Banyu) dia tidak boleh pacaran karena menurut Banyu orang miskin tidak boleh jatuh cinta. Memanglah banyak liku-liku yang dihadapi keluarga ini.

Film IBU “Maafkan Aku” memanglah film sederhana, pembuatannya saja tidak sampai satu tahun. Namun jangan salah, film ini mengandung sarat akan pesan untuk para masyarakat Indonesia. Pesan yang sangat dasar disampaikan dari film ini yaitu untuk menghormati seorang ibu. Beliau ada sosok pahlawan melebihi apapun, beliau bisa menjadi apapun untuk sang buah hati. Film ini akan tayang pada tanggal 10 November, ini untuk memperingati hari pahlawan yang sesungguhnya ibu adalah seorang pahlawan. Bagi para penggemar film, mari tonton film IBU “Maafkan Aku”. Dan bagi yang bukan penggemar film marilah kita tonton untuk mengenal dan lebih mengenal lagi agar senantiasa mengingat dan menghormati serta menyayangi ibu. (Bima Widjanata Suwaji)