√ Ternyata Ada Vaksin Palsu - alamatbima

Ternyata Ada Vaksin Palsu

Ternyata Ada Vaksin Palsu

Peredaran Vaksin Palsu
Foto : Dok. Pribadi

Apa yang sudah tahu kalau telah beredar vaksin palsu? Akhir-akhir ini memang betul ada di beberapa tempat telah beredar vaksin palsu alias oplosan. Vaksin sendiri merupakan patogen (virus atau bakteri) yang dilemahkan. Vaksin merupakan produk yang beresiko tinggi, karena merupakan suatu patogen yang apabila tidak dikelola dengan baik menjadi reaktif dan menyebabkan penyakit. Vaksin memiliki manfaat yang sangat baik, dimana vaksin dapat mecegah penyakit-penyakit infeksi yang menular baik karena virus mapun bakteri.

Pada acara  yang dilaksanakan oleh BPOM pada tanggal 1 Juli 2016, membahas tentang vaksin palsu yang banyak beredar di masyarakat luas. Rumornya vaksin yang beredar luas ini dibuat oleh masyarakat biasa yang kurang mengerti akan dunia obat-obatan. Menurut pemaparan salah satu narasumber, vaksin yang beredar mengandung air PAM. Ada 9 provinsi, 37 titik, klink, dan apotik yang terkena dampak dari vaksin palsu. Sebagian besar apotik maupun klinik yang terkena dampak dari vaksin palsu sudah disegel atau tidak bisa dikunjungi lagi.

Materi Kepala Biro Hukum dan Humas BPOM
Foto : Dok. Pribadi
Vaksin biasanya diberikan kepada bayi untuk mencegah datangnya penyakit. Baik bayi dari kalangan atas  maupun kalangan bawah pasti membutuhkan vaksin. Vaksin sendiri memiliki jenis yang begitu banyak. Untuk anak-anak saja ada 2 yaitu vaksin wajib dan vaksin yang dianjurkan. Vaksin wajib untuk anak terdiri dari:
1. Vaksin BCG, yang diperuntukkan agar tercegah dari TBC.
2. Vaksin DPT/DT, agar tercegah dari penyakit Difteri, Pertussis, dan Tetanus.
3. Vaksin Polio agar, tercegah dari Poliometis.
4. Vaksin Campak, agar terlindung dari penyakit Campak.
Vaksin yang dianjurkan untuk anak terdiri dari
1. Vaksin MMR, agar terlindung dari penyakit Campak, godongan, dan campak Jerman.
2. Vaksin Hepatitis A, agar terlindung dari penyakit Hepatitis A (penyakit hati).
3. Vaksin Typhoid & parathypoid, agar tercegah dari penyakit demam Typhoid. 
4. Vaksin Varisella, agar tercegah dari penyakit acar air.
Sedangkan untuk orang dewasa sendiri ada 11 macam vaksin, yaitu:
1. Tetanus.
2. Meningitis meningokokus (Meningokok).
3. Tifoid.
4. Campak (Measle).
5. Parotitis (Mumps) atau gondongan.
6. Rubella (campak Jerman).
7. Yellow fever (demam kuning).
8. Hepatitis B.
9. Japanese B enchephalitis.
10. Rabies [B][/b].
11. Influenza.

BPOM selaku pengawas mengaku bahwa hal ini (peredaran vaksin palsu) adalah kesalahan dari BPOM sendiri selaku pengawas. Untuk kedepan BPOM akan lebih sering dan rajin lagi untuk melakukan sampling terhadap vaksin. Namun dari pihak Menteri Kesehatan mengeluarkan statement bahwa vaksin dasar yang saat ini beredar aman. Ini dikarenakan kebanyakan vaksin yang dipalsukan merupakan vaksin yang memiliki harga jual tinggi. Vaksin yang memiliki harga yang cukup mahal biasanya didistribusikan ke apotik, klinik, dan rumah sakit swasta.

Hingga saat ini masyarakat Indonesia masih kesulitan dalam membedakan antara vaksin palsu dan asli. Budaya masyarakat yang enggan untuk bertanya inilah yang menyebabkan wawasan yang kurang. Namun pada acara pembahasan vaksin palsu yang beredar di masyarkat luas, BPOM memberikan sedikit tips agar para masyarakat tidak kebingungan dalam membedakan mana vaksin palsu dan mana vaksin asli, yakni dengan cara:
1. Melihat kemasan dari vaksin. Apabila terlihat kemasan vaksin yang kurang bagus atau cenderung jelek, maka bertanyalah pada petugas yang ada. Para petugas akan memberikan pemaparan dengan vaksin yang diberikan.
2. Waspadalah dengan harga produk. Jika telah diketahui harga vaksin mahal namun tiba-tiba menjadi murah secara drastis, maka patutlah waspada dengan hal tersebut.

Sebenarnya dalam acara pembahasan vaksin palsu, bukan hanya vaksin yang menjadi topik pembicaraan. Namun dari salah satu pembicara memberikan penjelasan mengenai kosmetik yang palsu. Kosmetik palsu sendiri yakni kosmetik yang bahan pembuatannya diganti dengan bahan kimia yang berbahaya. Bahan kimia yang menjadi campuran pengganti dalam pembuatan kosmetik biasanya harganya lebih murah daripada dengan harga bahan asli. Dengan demikian banyak dari para oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan pemalsuan kosmetik. Para kaum hawa hendaknya lebih berhati-hati dalam penggunaan kosmetik untuk kebutuhan sehari-hari.  Jangan sampai tergiur dengan harga kosmetik yang murah, karena bisa jadi kosmetik tersebut adalah kosmetik palsu. Sebenarnya peredaran kosmetik palsu ini bukanlah hal yang baru di Indonesia. Sejak beberapa tahun lalu kejadian serupa memanglah sering terjadi. Namun masih saja terulang kejadian-kejadian serupa.

Semoga informasi mengenai vaksin palsu ini akan menambah sedikit wawasan mengenai vaksin. Hendaklah para orang tua yang akan memberikan vaksin terhadap buah hati lebih berhati-hati. Apabila ada permasalahan missal ingin bertanya dan ingin membuktikan keaslian vaksin maka hubungilah orang atau lembaga yang memang benar-benar tahu, yakni BPOM.  Jangan sampai salah bertanya yang mengakibatkan hal fatal yang tidak diinginkan.  (Bima Widjanata Suwaji)


2 komentar

  1. satu hal yang sangat disayangkan hal tersebut terjadi karena kerjasama oleh seorang dokter rumah sakit, menjadikan berkurangnya kepercayaan dengan seorang dokter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. banyak terjadi protes dari masyarakat akibat kejadian ini

      Hapus